Pencemaran Udara oleh Partikel Halus (PM2.5)

Penyebab Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber bergerak dan tidak bergerak, seperti transportasi, industri, dan sektor domestik. Faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi pencemaran udara adalah pertumbuhan penduduk, peningkatan laju urbanisasi, ketidakseimbangan pembangunan wilayah, dan kesadaran masyarakat akan pencemaran udara yang rendah. Pencemaran udara ini mempengaruhi kualitas udara. Penyebab pencemaran udara dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pencemaran dalam bentuk partikel dan gas. 

Apa itu PM2.5?

PM2.5 (Particulate Matter 2.5) merupakan partikel berdiameter 2,5 μm, atau dikenal sebagai partikel udara yang halus, biasanya dari sumber antropogenik seperti kendaraan bermotor serta pembakaran biomassa dan bahan bakar. Menurut Environmental Protection Agency (2014) dalam Nirmala & Prasasti (2015), particulate matter merupakan partikel yang tersuspensi atau berada di udara untuk jangka waktu yang lama di udara, termasuk debu, kotoran, jelaga dan asap. Partikel di bawah 10 μm (PM10) dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena dapat terhirup dan menumpuk di saluran pernapasan. Partikel yang lebih kecil dari 2,5 μm (PM2.5) disebut debu halus. Karena ukurannya yang kecil (sekitar 1/30 lebar rata-rata rambut manusia), PM2.5 dianggap sebagai risiko kesehatan terbesar karena dapat mencapai paru-paru. Environmental Protection Agency (EPA) mengklasifikasikan partikel debu dalam dua kategori menurut ukurannya, yaitu partikel debu ≤ 10 μm dan partikel debu ≤ 2,5 μm.

Sumber: https://www.epa.sa.gov.au/soe-2018/air-quality/south-australias-current-air-quality

Dampak Pencemaran Udara oleh PM2.5 pada Kesehatan Manusia

PM2.5 di udara yang dihirup manusia dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Debu yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan dapat memicu respon imun berupa batuk dan bersin. Partikel di udara mempengaruhi kesehatan manusia dengan mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan kesulitan bernapas. Iritasi pada saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan pergerakan silia terganggu, membuatnya lebih lambat dan saluran udara tidak dapat dibersihkan. PM2.5 yang terhirup ke dalam alveolus dapat menyebabkan respon inflamasi yang dapat membatasi ekspansi paru dan menyebabkan penurunan fungsi paru pada manusia. Efek lain dari paparan asap, antara lain keluhan iritasi mata yang ditandai dengan mata berair, mata merah dan mata. Kontak yang terlalu lama dengan udara yang tercemar dapat menyebabkan iritasi mata. Mata yang pedih akan memproduksi air mata untuk menghilangkan polutan yang masuk ke mata. Adanya air mata yang melebihi kapasitas sistem drainase (epiphora) dapat disebabkan oleh iritasi pada permukaan mata akibat adanya benda asing pada kornea. 



Daftar Pustaka

Inaku, A. & Novianus, C. (2020). Pengaruh pencemaran udara PM 2,5 dan PM 10 terhadap keluhan pernapasan anak di ruang terbuka anak di DKI Jakarta. ARKESMAS, Volume 5, Nomor 2: 9-16.

Nirmala, D. S. & Prasasti, C. I. (2015). Konsentrasi PM2,5 dan analisis karakteristik pekerja terhadap keluhan kesehatan pekerja pengasapan ikan di Kelurahan Tambak Wedi Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 8, No. 1: 57–68



Comments

Popular posts from this blog

Hujan Asam dan Pengaruhnya pada Hutan