Bagaimana Hubungan antara Ozon dan Karbon Monoksida?
Bumi kita ini sangat membutuhkan keberadaan ozon di stratosfer untuk
melindungi kita dari radiasi ultraviolet (UV). Ozon ini diketahui merupakan gas
yang tidak berwarna. Ozon di permukaan bumi terbentuk adanya reaksi fotokimia. Menurut
National Aeronautics and Space Administration (NASA), dalam kurun waktu
1981-2006 ini, diketahui bahwa lubang ozon semakin hari semakin meningkat. Lubang
ozon ini merupakan fenomena menipisnya lapisan ozon. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan gas-gas yang bereaksi dengan ozon yang mengakibatkan semakin
berkurangnya kadar ozon di atmosfer.
Ozon merupakan suatu polutan sekunder yang dibentuk sekaligus dirusak
secara terus menerus di atmosfer melalui reaksi kimia. Dalam keberadaan
konsentrasi ozon di troposfer, adapun polutan primer yang berperan besar. Polutan
tersebut diproduksi oleh pembakaran bahan-bahan fosil untuk industry,
transportasi, kebakaran hutan, dan pembakaran biomassa lainnya. Gas-gas polutan
tersebut terdidi dari CH4, CO, NOx, dan NMHC. Apabila gas
polutan primer yang diemisikan ke atmosfer semakin meningkat, maka dapat
meningkatkan konsentrasi ozon di tropofer. Akan tetapi, akan merusak ozon di
stratosfer, apabila gas polutan tersebut sampai ke stratosfer.
Ozon di atmosfer
terbentuk adanya reaksi fotokimia oleh pembentuknya, salah satunya adalah gas
karbon monoksida (CO). Dengan demikian, gas karbon monoksida berperan penting
dalam proses pembentukan ozon di atmosfer. Terdapat sekitar 70% oksidan kimia
di atmosfer yang bereaksi dengan karbon monoksida. Di atmosfer, karbon
monoksida akan bereaksi dengan radikal OH yang berperan penting sebagai pembersih
atmosfer untuk membantu mengurangi polutan udara atau gas rumah kaca, khususnya
metana dari atmosfer.
Apabila di atmosfer tidak terdapat gas NOx, reaksi akan
berlangsung ke arah penguraian ozon, dimana reaksi keseluruhan antara CO dan O3 berlangsung membentuk CO2 dan oksigen.
Apabila di atmosfer terdapat NOx, reaksi akan berlangsung ke arah pembentukan ozon sehingga menyebabkan konsnetrasi ozon meningkat, dimana reaksi keseluruhan antara CO dan oksigen, yakni reaksi oksidasi CO akan menghasilkan CO2 dan O3.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ambarsari, dkk (2010), bahwa karbon monoksida berpengaruh besar (20-80%) terhadap pembentukan ozon di atmosfer. Seiring berkurangnya konsentrasi CO, peningkatan konsentrasi ozon di atmosfer akan saling terkait dengan berlangsungnya reaksi fotokimia oksidasi CO yang membentuk ozon.
Daftar
Pustaka
Ambarsari, N., Komala,
N., & Budiyono, A. (2010). Pengaruh karbon monoksida terhadap ozon
permukaan. Widyariset, Vol. 13, No.3, hal. 59-64.
Fehsenfeld. (1993). Tropospheric
Ozone: Distribution and Sources. Global Atmospheric Chemical Change. Hal.
169–174.
Masdat, D., Putra, Y.,
& Adriat, R. (2022). Keterkaitan karbon monoksida (CO) terhadap ozon
permukaan (O3) di wilayah Kalimantan Barat. Prisma Fisika,
Vol. 10, No. 3, hal. 251-258.
S. Henne. (2007). Representativeness
and climatology of carbon monoxide and ozone at the global GAW station Mt.
Kenya in equatorial Africa. Atmospheric Chemistry and Physics Discussion,
Swizterland : 7, 17769–17824.
Comments
Post a Comment